Rock 'N Roll

Rock 'N Roll

Senin, 28 April 2008

Rahasia hati yang bukan rahasia lagi…


Rahasia hati yang bukan rahasia lagi…



Ada sebagian orang yang mengaku bahwa dirinya adalah baik…tidak sedikit pula orang – orang yang demikian karenanya dikagumi.



Kurang dari sebulan yang lalu, saat aku berlibur di rumah ibu angkatku.
Tidak sengaja aku telah mendengar penuturan seorang kawan yang ada di perbukitan Argalingga jawa barat sana. Ia berkata bahwa dirinya tengah merasakan perasaan kangen yang sangat mendalam pada seseorang yang enggan ia sebutkan namanya. Dan pada saat itu aku hanya bisa menerima senang untuk mendengarkan cerita demi cerita yang ia sampaikan dengan lugas tanpa beban.
Ia bercerita tentang seorang teman yang berada jauh dari tempatnya tinggal. Temannya adalah perempuan yang baik, temannya adalah seorang yang telah menjadikan ia sayang dan sekarang kangen. Temannya adalah kebaikan yang dia rasakan, kebaikan yang seharusnya terjaga dan mekar.
Andai saja ada seseorang yang datang dan menawarinya sebuah puisi, maka ia akan dengan sopan menolaknya. Karena hal itu tidak akan memberinya ketenangan apapun, karena keindahan baginya adalah seorang teman yang tengah ia rindukan. Kesyahduan baginya adalah sesuatu kebahagiaan yang terlihat olehnya dari senyuman seorang teman yang kini jauh namun tetap ada. Bahagia memang baginya untuk sebatas mengenang dan berharap segala kebahagiaan bagi temannya itu.
Dirinyapun tahu bahwa dengan menanam harapan – harapan baik adalah jalan penderitaan yang seharusnya diselami yang mungkin juga akan ada banyak karang – karang yang mengganggu dan melukai. Tapi itulah hidup, dalam perjalanannya adalah penderitaan….dan penderitaannya adalah jalan untuk hidup.
Hari hampir menjelang maghrib, tapi kawanku terlihat masih bersemangat untuk menghabiskan seluruh isi memorynya dengan suka cita. Aku jadi teringat pada seseorang yang ada dikampungku yang senang sekali bercerita, bahkan karena terlalu senangnya bercerita kadang – kadang seseorang dikampungku itu lupa bahwa dirinya manjadi bahan cerita oleh setiap orang yang mengetahui bahwa dirinya gemar bercerita. membingungkan memang..! Tapi seseorang dikampungku itu tentu saja berbeda dengan cerita maupun semangat yang terkandung pada cerita kawan disebelahku saat itu. Dalam cerita kawanku tersimpan arti yang mungkin saja setiap orang tidak bisa mengerti, dalam cerita kawanku terpupuk rasa yang seharusnya dan selayaknya terus untuk dirasakan. Dalam cerita kawanku pula ada ribuan duri tajam yang tertata rapi menyerupai parit – parit. Dan hal – hal seperti itu yang membuat smua orang harus tunduk pada kenyataan yang tengah dirasakan oleh kawan disebelahku saat itu. Adalah perasaan seseorang yang berusaha memenuhi ruang dirinya dengan kebaikan – kebaikan.
Allahh akbar…Allahu akbar!”
Suara adzan maghrib tiba – tiba terdengar dari kampung bawah. Suara itu seolah – olah merambat cepat keatas bukit dan sampai di puncak gunung Ciremai untuk memberi kabar tentang pergantian hari. Dan kebesaran alam ini sudah semestinya untuk terfikirkan oleh setiap batin yang merindukan kebenaran – kebenaran sang pencipta.
Angin perbukitan yang semakin dingin sepertinya berhasil melemahkan suasana petang itu. Dengan sangat pelan dan terkesan tenang, kawanku mulai membubuhi lantunan angin dengan suaranya yang juga ikut melemah.

Andai saja aku tidak mengenal rasa sakit dan egois…mungkin kebahagiaan adalah seutuhnya milik aku. Sedangkan kebahagiaan dan kebaikan – kebaikan yang aku ketahui dan aku miliki seluruhnya adalah untuk temanku itu…dan hanya untuk dia…!”.

Selepas kata – kata yang terucap dari bibir kawanku itu telah usai, maka telah usai pula satu bagian cerita yang selama ini ia tulis dengan rapi dalam setiap dinding perasaan dan ingatannya. Akupun melangkah perlahan mengikuti ajakan dia menuju surau kecil yang tersembunyi dibalik pohon - pohon pinus.
Selamat kawan…kamu telah sampai pada pertigaan jalan yang akan menunjukkanmu ke arah tujuan yang kadang samar dan kadang pula terang.
Sedangkan aku sendiri masih terlalu takut untuk menjadi sepertimu. Untuk itu..kuatkan aku kawan, dan aku akan menjadi daging untuk tulang – tulangmu. Beri aku sedikit keberanian kawan, dan aku juga akan menjadi nafas saat kamu sekarat dalam goa yang gelap. Karena aku berdiri tepat disampingmu di atas rumput basah dan berpijak pada tanah yang sama - sama lembab.

Untuk kawan sejatiku…adalah semangat jiwaku. Yang karenanya aku sangat menghargai….dan mencintai.



23 : 23 jogja 09-02-08
hade.

Tidak ada komentar: